Menurutnya, pencanangan bupati Mimika mewajibkan pegawainya menggunakan noken adalah satu langkah maju karena menghargai hasil kerja dan keringat mama-mama Papua. "Sangat luar biasa, Bupati dan wakil bupati telah menghargai hasil kerja dan keringat mama-mama Papua yang menjadikan Noken sebagai segala-galanya dalam kehidupan," kata Titus awal pekan ini dilansir papuaanigou.com.
Direktur Ecology Papua Institute (EPI) itu menilai bupati serta wakilnya telah menghormati warisan budaya Papua, warisan leluhur yang menjadikan Noken sebagai tempat mengisi, dan membawa segala sesuatu dalam hidup. Noken, kata Titus, merupakan warisan budaya leluluhur dan sudah menjadi warisan dunia tentu saja Noken kehidupan menyemangati PNS di lingkungan pemkab Mimika.
"Kalau perhatikan Noken, Noken oleh para mama Papua menjadikan sebagai tempat menyelesaikan masalah. Isi segala sesuatu, termasuk makanan ubi, petatas dan lain sebagai penyelesai masalah dalam keluarga, termasuk masalah lapar dalam rumah. Semua beban itu dipikul oleh mama, dan perjuangan keringat mama itu ingin dihargai oleh Bupati Mimika," lanjutnya.
Kebijakan bupati Mimika yang diambil pertengahan bulan Agustus tersebut mendatangkan keuntungan lebih bagi para perajut Noken Papua di kabupaten Mimika, terutama para mama-mama Papua. "Saya bangga dan bangga. Tapi perjuangan agar menghargai karya Papua, terutama gerakan 'Mama Noken' itu proses perjuangan. Menjadi satu gerakan menghargai noken belum selesai, katanya, menyebut bukan emansipasi wanita tapi gerakan pemberdayaan ekonomi bagi para mama-mama Papua.
Kata dia, semua lini kehidupan di berbagai bidang dan aspek kehidupan di Papua mesti menghargai Noken sebagai sumber kebergantungan hidup oleh siapa pun.