PAPUA BERSUARA DENGAN AIR MATA:
Home » » Puisi: Derita Ku

Puisi: Derita Ku

Rabu, 21 Oktober 2015 | 0 komentar

"Derita Ku Anak  Negeri"

Kisah derita hidupku memang bukanlah sebuah kenangan
Bukan Juga hanya suatu bualan


Hidupku yang tak  sendiri selalu bertemankan dengan kesendirian
Namun tak juga perna membuatku putus harapan
ku akan terus berdiri tegak menantang kerasnya jaman
Ilustrasi Yatim Piatu/_(BoY)
Liku hidupku yang penuh pilu dan dan tak menentu
Merupakan Sebuah kenyataan yang terlalu mengaharu biru
Sebuah perjuangan yang akan ku kenang selalu

Inilah hidupku yang tak berAyah dan tak berIbu
Yang mereka sebut anak Yatim Piatu
Sungguh kenyataan yang teramat pahit
sungguh keadaan yang begitu sulit
Rintian batiku yang menjerit sakit menjangkit
Sepi,Sunyi, Senyap adalah kata yang selalu akrab menemani
tiada lagi canda tawa riang Gembira bernyanyi

Kebahagian semakin jauh pergi,dan kini kesedihan datang menghampiri
Terkadang dibenak hati ingin sekali mengahakiri hidup yang tak berarti ini
Ayah dan Ibu,aku bertanya-tanya mengapa petaka harus terjadi ?
Di kala mereka semua bahagia
Di tengah kehangatan sang Ayah dan Ibundanya
Mataku menatap penuh rasa,hati meratapi dan rasa merana
Tiada hentinya kelopok ini menitikan peluh air mata penuh rasa terluka
Tak ada lagi yang akan menghiburku di kala duka
Sedih kurasa,tawa dulu saat kita bersama, kini tinggal suara tangisku lirih
Meski dalam Kepedian tapi ku tetap melangkah walau tertatih
Hatiku Semakin perih di kala mereka menatapku seolah risih
Tak taukah mereka, perlakukan membuat nuraniku semakin merintih  ?

Hanya Kepada Mu lah aku bias pasra dan berdalih
Wahai Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang
Bebaskanlah hidupku dari penyesalan yang membayang
Mudahkanlah aku menjalani hidup yang kian menentang
Kini ku ikhlaskan sudah orang tuaku berpulang
Semoga mereka berdua beristrhat dengan tenang
Mungkin tanpa ayah,tanpa ibu,atau bahkan tanpa orang tua
Tapi kami juga manusia, yang ingin dihargai serta hidup Merdeka

Ayo kawanku,Yatim Piatu bukalah akhir segalanya,tetap jaga Solidaritas dan jalin satu rasa
Kepedulian,kebersamaan kita adalah awal menuju akhir yang bahagia
Tidak usah minder ataupun rendah diri kita semua sama,
 semoga bias menjadi pribadi-pribadi yang mulia.
“”Amen””


                                                                            Oleh : Bonfasius Yatipai
                                                                                        Putra Wogee//Apoggo_Egepa 
      


Share this article :
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Blog Majalah Cendrawasih
Habis Kunjungi Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Anda

 
Support : Majalah Cendrawasih | Mc Papuan | Bersuara dengan Air Mata
Copyright © 2014. Majalah Cendrawasih - By Mcpapuan

Proudly powered by Majalah Cendrawasih