Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Mee-Pago, Marko Oktovianus
Pekei mengatakan, kasus penembakan di Timika dengan menewaskan dua orang
dan melukai beberapa warga dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
menunjukkan realita kekerasan senjata terhadap warga sipil di Tanah
Papua yang sesungguhnya.
"Kondisi ini sudah berjalan lama hingga
kini tak terhenti, sehingga kita bisa simak kenyataan di beberapa pulau
lain di Indonesia bahwa kekerasan dengan menggunakan senjata jarang
terjadi, namun di Papua justru senjata dipakai untuk menembak warga
sipil yang nota bene Orang Asli Papua," ujar Pekei Kepada majalahselangkah.com, Senin (31/8/2015) melalui telepon seluler.
Menurut
Okto, realita tersebut aneh karena orang Papua juga warga negara
Indonesia yang semestinya diperlakukan dengan cara yang sama, namun yang
terjadi selama ini berbanding terbalik karena alat negara digunakan
untuk menembaki dan melukai hati warga, sehingga secara tidak langsung
terbangun kebencian terhadap aparat keamanan yang bertugas di Tanah
Papua.
Situasi seperti ini, kata dia, jangan heran bila warga
Papua merasa tidak nyaman dengan kehadiran aparat keamanan, karena
aparat sendiri telah dan sedang memberi gambaran yang buruk terhadap
warga Papua.
"Aparat keamanan sendiri telah membangun image
negatif dalam pola pikir orang asli Papua. Jadi, bagi orang Papua,
aparat keamanan identik dengan jahat, kasar dan pelaku kekerasan," tegas
Pekei.
Menurutnya, negara harus berperan melindungi warga asli
Papua tanpa harus ada perbedaan dan peran itu dijalankan oleh aparat
keamanan yang bertugas di Papua, bukan sebaliknya. "Aparat keamanan yang
bertugas di Papua perlu revolusi cara pandang. Cara pandang aparat
keamanan yang keliru itulah yang selama ini menjadikan orang asli Papua
sebagai sasaran kekerasan," ujarnya.
Sementara itu, salah satu
masyarakat sipil Papua, David Nokuwo menegaskan, jika disimak dari
perjalanan kehidupan orang Papua selama ini, warga asli Papua menjadi
sasaran kekerasan dengan berbagai motif.
"Berbagai kasus
kekerasan dengan menggunakan senjata yang terjadi di Papua. Bila terjadi
kasus penembakan, kita bisa pastikan bahwa yang menjadi korban tentu
Warga Asli Papua. Ini terjadi karena cara pandang aparat keamanan yang
hingga kini keliru," kata Nokuwo menanggapi rentetan kekerasan di Tanah
Papua.
Menurutnya, kasus kekerasan yang baru terjadi di Timika
menunjukkan adanya realitas kekerasan di Papua. "Itu bukan baru terjadi
di Papua sejak tahun 1969 sampai saat ini masyarakat Papua alami itu,
sehingga kami biasa minta kebebasan," bebernya.
Nokuwo meminta aparat keamanan mampu untuk membedakan antara musuh dan juga warga negara
Home »
HAM
,
HUKUM dan POLITIK
» Ketua DAP Mee-Pago: TNI Identik Jahat, Kasar dan Pelaku Kekerasan di Papua
Ketua DAP Mee-Pago: TNI Identik Jahat, Kasar dan Pelaku Kekerasan di Papua
Minggu, 06 September 2015 | 0 komentar
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
HAM,
HUKUM dan POLITIK
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)