PAPUA BERSUARA DENGAN AIR MATA:
Home » , » Ketua DAP Mee-Pago: TNI Identik Jahat, Kasar dan Pelaku Kekerasan di Papua

Ketua DAP Mee-Pago: TNI Identik Jahat, Kasar dan Pelaku Kekerasan di Papua

Minggu, 06 September 2015 | 0 komentar

Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Mee-Pago, Marko Oktovianus Pekei mengatakan, kasus penembakan di Timika dengan menewaskan dua orang dan melukai beberapa warga dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) menunjukkan realita kekerasan senjata terhadap warga sipil di Tanah Papua yang sesungguhnya.

"Kondisi ini sudah berjalan lama hingga kini tak terhenti, sehingga kita bisa simak kenyataan di beberapa pulau lain di Indonesia bahwa ke
kerasan dengan menggunakan senjata jarang terjadi, namun di Papua justru senjata dipakai untuk menembak warga sipil yang nota bene Orang Asli Papua," ujar Pekei Kepada majalahselangkah.com, Senin (31/8/2015) melalui telepon seluler.

Menurut Okto, realita tersebut aneh karena orang Papua juga warga negara Indonesia yang semestinya diperlakukan dengan cara yang sama, namun yang terjadi selama ini berbanding terbalik karena alat negara digunakan untuk menembaki dan melukai hati warga, sehingga secara tidak langsung terbangun kebencian terhadap aparat keamanan yang bertugas di Tanah Papua.

Situasi seperti ini, kata dia, jangan heran bila warga Papua merasa tidak nyaman dengan kehadiran aparat keamanan, karena aparat sendiri telah dan sedang memberi gambaran yang buruk terhadap warga Papua.

"Aparat keamanan sendiri telah membangun image negatif dalam pola pikir orang asli Papua. Jadi, bagi orang Papua, aparat keamanan identik dengan jahat, kasar dan pelaku kekerasan," tegas Pekei.

Menurutnya, negara harus berperan melindungi warga asli Papua tanpa harus ada perbedaan dan peran itu dijalankan oleh aparat keamanan yang bertugas di Papua, bukan sebaliknya. "Aparat keamanan yang bertugas di Papua perlu revolusi cara pandang. Cara pandang aparat keamanan yang keliru itulah yang selama ini menjadikan orang asli Papua sebagai sasaran kekerasan," ujarnya.

Sementara itu, salah satu masyarakat sipil Papua, David Nokuwo menegaskan, jika disimak dari perjalanan kehidupan orang Papua selama ini, warga asli Papua menjadi sasaran kekerasan dengan berbagai motif.

"Berbagai kasus kekerasan dengan menggunakan senjata yang terjadi di Papua. Bila terjadi kasus penembakan, kita bisa pastikan bahwa yang menjadi korban tentu Warga Asli Papua. Ini terjadi karena cara pandang aparat keamanan yang hingga kini keliru," kata Nokuwo menanggapi rentetan kekerasan di Tanah Papua.

Menurutnya, kasus kekerasan yang baru terjadi di Timika menunjukkan adanya realitas kekerasan di Papua. "Itu bukan baru terjadi di Papua sejak tahun 1969 sampai saat ini masyarakat Papua alami itu, sehingga kami biasa minta kebebasan," bebernya.

Nokuwo meminta aparat keamanan mampu untuk membedakan antara musuh dan juga warga negara
Share this article :
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di Blog Majalah Cendrawasih
Habis Kunjungi Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Anda

 
Support : Majalah Cendrawasih | Mc Papuan | Bersuara dengan Air Mata
Copyright © 2014. Majalah Cendrawasih - By Mcpapuan

Proudly powered by Majalah Cendrawasih