Warga Papua Cuma Bisa Menonton Freeport Keruk Emas Selama 40 Tahun
 |
| Mil 74 Tempat Produksi Emas Tem bagapura apua |
Anggota DPD RI dari Papua Charles
Simaremare menyebutkan, sekira 40 tahun sudah rakyat Papua hanya menjadi
penonton setia PT Freeport Indonesia (PTFI) mengeruk sumber daya alam
(SDA) yang berada di Papua.
Dia menyebutkan, sudah sekitar 40
tahunan Freeport Indonesia mengeruk mineral yang berada di Papua,
seperti emas. Namun, baru beberapa tahun belakangan ini Freeport
melibatkan masyarakat Papua bekerja di tambang perusahaan Amerika
Serikat (AS) ini.
“Selama ini, berarti ada kejahatan yang
dilakukan perusahaan yang belum terungkap, karena 40 tahun lebih rakyat
Papua hanya jadi penonton, akhir-akhir ini saja ada 30 persen rakyat
papua bekerja di sana,” kata Charles di Restoran Nyonya Dua Cikini,
Jakarta, Minggu (25/10/2015).
Charles melanjutkan, 30 persen
masyarakat Papua yang bekerja di Freeport Indonesia juga merupakan
desakan pemerintah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar
wilayah kerja pertambangan Freeport Indonesia.
Selain itu, kata Charles, sulit
berkembangannya wilayah Papua dan tidak meningkatnya kesejahteraan
masyarakat Papua dari awal Freeport Indonesia berdiri, lantaran tidak
adanya sumbangsih Freeport Indonesia kepada pemerintah daerah Papua
sendiri.
“Kami melihat disampaikan 35 persen
pajak badan di setorkan ke pemerintah Indonesia bukan ke Papua, karena
kantor Freeport bukan di Papua tapi di Jakarta, makanya kami minta
kantornya pindah ke Timika agar pajak badan itu masuk untuk membangun
daerah,” tambahnya.
Dengan demikian, Charles menilai,
pemerintah Indonesia telah tersandera oleh izin atau kontrak Freeport
Indonesia. Terlebih lagi, akses orang lain untuk masuk wilayah
pertambangan Freeport di Papua pun sangat terbatas.
“Seperti kejadian kecelakaan 20
karyawan yang tertimbun longsor tidak ada aparat kita yang bisa
menyelidiki, ini ada apa, ini kan wilayah NKRI, mestinya harus diusut
tuntas, sampai meninggal begitu banyak kok tidak bisa masuk,” tandasnya.